Rabu, 22 Maret 2017

Perawatan Mesin Industri



Perawatan Mesin


Perawatan  di  suatu  industri merupakan salah satu  faktor  yang  penting  dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus mempunyai hal-hal berikut:

Kualitas baik

Harga pantas

Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.

Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.

Secara skematik, program perawatan di dalam suatu industri bisa dilihat pada gambar 1.


Perawatan : Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, memperbaikinya sampai pada suatu kondisi yang dapat diterima.

Merawat   dalam   pengertian   suatu   kondisi   yang   dapat   diterima antara   suatu perusahaan berbeda dengan perusahaan lainnya.

Mengapa ada bagian perawatan?

Dibentuknya bagian perawatan dalam suatu perusahaan industri dengan tujuan :


1. Agar mesin-mesin industri, bangunan, dan peralatan lainnya selalu dalam keadaan siap pakai secara optimal.

2. Untuk menjamin kelangsungan produksi sehingga dapat membayar kembali modal yang telah ditanamkan dan akhirnya akan mendapatkan keuntungan yang besar.

Siapa yang berkepentingan dengan bagian perawatan?

1. Penanam modal (investor).

2. Manager.

3. Karyawan perusahaan yang bersangkutan.

Bagi investor perawatan penting karena:

1. Dapat  melindungi  modal  yang  ditanam  dalam  perusahaan  baik  yang  berupa bangunan gedung maupun peralatan produksi.

2. Dapat  menjamin  penggunaan  sarana  perusahaan  secara  optimal  dan  berumur panjang.

3. Dapat menjamin kembalinya modal dan keuntungan.

4. Dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

5. Dapat mengetahui dan mengendalikan biaya perawatan dan mengembangkan data- data operasi yang berguna untuk membantu menentukan anggaran biaya dimasa yang akan datang.

Bagi para manager perawatan penting dengan harapan dapat membantu:

1. Melindungi bangunan dan instalasi pabrik terhadap kerusakan.

2. Meningkatkan daya guna serta mengurangi waktu menganggurnya peralatan.

3. Mengendalikan dan mengarahkan tenaga karyawan.

4. Meningkatkan efisiensi bagian perawatan secara ekonomis.

5. Memelihara instalasi secara aman.

6. Pencatatan perbelanjaan dan biaya pekerjaan.

7. Mencegah pemborosan perkakas suku cadang dan material.

8. Memperbaiki komunikasi teknik.

9. Menyediakan data biaya untuk anggaran mendatang.

10. Mengukur hasil kerja pabrik sebagai pedoman untuk menempuh suatu kebijakan yang akan datang.


Bagi karyawan, berkepentingan dengan perawatan dengan harapan dapat:

1. Menjamin kelangsungan hidup karyawan  yang  memadai dalam  jangka panjang, yang mana akan menumbuhkan rasa memiliki sehingga peralatan/sarana   yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya akan dijaga dan dipelihara dengan baik.
2. Menjamin keselamatan kerja karyawan.

3. Menimbulkan rasa bangga bila bekerja pada perusahaan yang sangat terpelihara keadaannya.


Tujuan utama perawatan:

1. Untuk memperpanjang umur penggunaan asset.

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi dan dapat diperoleh laba yang maksimum.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan peralatan tersebut.




PENGORGANISASIAN DEPARTEMEN PERAWATAN

         Dalam pengorganisasian pekerjaan perawatan, perlu diselaraskan secara tepat antara faktor-faktor keteknikan, geografis dan situasi personil yang mendukung.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan departemen perawatan adalah:

a.   Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan perawatan akan menentukan karakteristik pengerjaan dan jenis pengawasan. Jenis-jenis pekerjaan perawatan yang biasanya dilakukan adalah : sipil, permesinan, pemipaan, listrik dan sebagainya.

b.   Kesinambungan Pekerjaan
Jenis pengaturan pekerjaan yang dilakukan di suatu perusahaan/industri akan mempengaruhi  jumlah  tenaga  perawatan  dan  susnan  organisasi  perusahaan. Sebagi contoh, untuk pabrik yang melakukan aktifitas pekerjaan lima hari kerja seminggu dengan satu shift, maka program perawatan preventif dapat dilakukantanpa menganggu kegiatan produksi dimana pekerjaan perawatan bisa dilakukan diluar jam produksi. Berbeda halnya dengan aktifitas pekerjaan produksi yang kontinyu ( 7 hari seminggu, 3 shift sehari) maka pekerjaan perawatan harus diatur ketika mesin sedang berhenti beroperasi.

c.  Situasi Geografis
Lokasi  pabrik  yang  terpusat  akan  mempunyai  jenis  program  perawatan  yang berbeda jika dibandingkan dengan lokasi pabrik yang terpisah-pisah. Sebuah pabrik besar dan bangunannya tersebar akan lebih baik menerapkan program perawatan lokal masing-masing (desentralisasi), sedangkan pabrik kecil atau lokasi bangunannya berdekatan akan lebih baik menerapkan sistem perawatan terpusat (sentralisasi).

d.  Ukuran Pabrik
Pabrik yang besar akan membutuhkan tenaga perawatan yang besar dibandingkan dengan pabrik yang kecil, demikian pula halnya bagi tenaga pengawas.
e. Ruang lingkup bidang perawatan pabrik
Ruang lingkup pekerjaan perawatan ditentukan menurut kebijaksanaan manajemen. Departemen perawatan yang dituntut melaksanakan fungsi primer dan sekunder akan membutuhkan supervisi tambahan, sedangkan departemen perawatan yang fungsinya tidak terlalu luas akan membutuhkan organisasi yang lebih sederhana.

f.   Keterandalan tenaga kerja yang terlatih
Dalam membuat program  pelatihan, dipertimbangkan terhadap tuntutan keahlian dan keandalan pada masing-masing lokasi yang belum tentu sama.

Konsep Dasar Organisasi Departemen Perawatan

Beberapa konsep dasar organisasi perawatan adalah :

a.  Adanya pembatasan wewenang yang jelas dan layak untuk menghindari terjadinya tumpang tindih dalam kekuasaan.

b.  Hubungan vertikal antara atasan dan bawahan yang menyangkut masalah wewenang dan tanggung jawab dibuat sedekat mungkin.

c.   Menentukan   jumlah   optimum   pekerja   yang   ditangani   oleh   seorang pengawas.
d.  Susunan personil yang tepat dalam organisasi. Prinsip-prinsip Organisasi Departemen Perawatan

a. Perencanaan organisasi yang logis

Bertujuan untuk mencapai tujuan produksi :

Ongkos perawatan untuk setiap unit produksi diusahakan serendah mungkin

Meminimumkan bahan sisa atau yang tidak standar

Meminimumkan kerusakan peralatan yang kritis

Menekan ongkos perawatan peralatan yang non-kritis serendah mungkin

Memisahkan fungsi administratuf dan penunjang teknik.

b. Fasilitas yang memadai:

Kantor : lokasi yang cocok, ruangan dan kondisi ntempat kerja yang baik.

Bengkel : tempat pekerjaan, lokasi bangunan, ruangan dan peralatan.

Sarana komunikasi : telepon, pesuruh dll. c. Supervisi yang efektif
Diperlukan dalam mengelola pekerjaan, dimana :
Fungsi dan tanggung jawab jelas

Waktu yang cukup untuk melaksanakan pekerjaan

Latihan khusus untuk memenuhi kecakapan

Cara untuk menilai hasil kerja

d. Sistem dan kontrol yang efektif :

Jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan

Kualitas hasil pekerjaan perawatan

Ketelitian pekerjaan perawatan (tidak terjadi over maintenance)

Penampilan kerja tenaga perawatan

Biaya perawatan.

Berikut diberikan sebuah bentuk struktur organisasi departemen perawatan di industri.



JENIS JENIS PERAWATAN

Dalam istilah perawatan disebutkan bahwa disana tercakup dua pekerjaan yaitu istilah perawatan dan perbaikan. Perawatan dimaksudkan sebagai aktifitas untuk mencegah  kerusakan,  sedangkan  istilah  perbaikan  dimaksudkan  sebagai  tindakan untuk memperbaiki kerusakan.

Secara umum, ditinjau dari saat pelaksanaan pekerjaan perawatan, dapat dibagi menjadi dua cara:

1. Perawatan yang direncanakan (Planned Maintenance).
2. Perawatan yang tidak direncanakan (Unplanned Maintenance). Secara skematik pembagian perawatan bisa dilihat pada gambar berikut:


Bentuk-bentuk Perawatan

1.   Perawatan Preventif (Preventive Maintenance)
Adalah   pekerjaan   perawatan   yang   bertujuan   untuk   mencegah   terjadinya kerusakan, atau cara perawatan yang direncanakan untuk pencegahan (preventif).

Ruang lingkup pekerjaan preventif termasuk: inspeksi, perbaikan kecil, pelumasan dan penyetelan, sehingga peralatan atau mesin-mesin selama beroperasi terhindar dari kerusakan.

2.   Perawatan Korektif
Adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi fasilitas/peralatan sehingga mencapai standar yang dapat diterima.

Dalam  perbaikan  dapat  dilakukan  peningkatan-peningkatan  sedemikian  rupa, seperti melakukan perubahan atau modifikasi rancangan agar peralatan menjadi lebih baik.

3.   Perawatan Berjalan
Dimana pekerjaan perawatan dilakukan ketika fasilitas atau peralatan dalam keadaan bekerja. Perawatan berjalan diterapkan pada peralatan-peralatan yang harus beroperasi terus dalam melayani proses produksi.

4.   Perawatan Prediktif
Perawatan prediktif ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya perubahan atau kelainan dalam kondisi fisik maupun fungsi dari sistem peralatan. Biasanya perawatan prediktif dilakukan dengan bantuan panca indra atau alat-alat monitor yang canggih.

5.   Perawatan setelah terjadi kerusakan (Breakdown Maintenance)
      Pekerjaan perawatan dilakukan setelah terjadi kerusakan pada peralatan, dan untuk      memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material, alat-alat dan tenaga kerjanya.

6. Perawatan Darurat (Emergency Maintenance)
    Adalah pekerjaan perbaikan yang harus segera dilakukan karena terjadi kemacetan atau      kerusakan yang tidak terduga.


Disamping jenis-jenis perawatan yang telah disebutkan diatas, terdapat juga beberapa  jenis  pekerjaan  lain  yang  bisa  dianggap  merupakan  jenis  pekerjaan perawatan seperti:

1. Perawatan dengan cara penggantian (Replacement instead of maintenance)
Perawatan   dilakukan   dengan   cara   mengganti   peralatan   tanpa   dilakukan perawatan,  karena  harga  peralatan  pengganti  lebih  murah  bila  dibandingkan dengan biaya perawatannya. Atau alasan lainnya adalah apabila perkembangan teknologi sangat cepat, peralatan tidak dirancang untuk waktu yang lama, atau banyak komponen rusak tidak memungkinkan lagi diperbaiki.

2. Penggantian yang direncanakan (Planned Replacement)
Dengan telah ditentukan waktu mengganti peralatan dengan peralatan yang baru, berarti industri tidak memerlukan waktu lama untuk melakukan perawatan, kecuali untuk melakukan perawatan dasar yang ringan seperti pelumasan dan penyetelan. Ketika peralatan telah menurun kondisinya langsung diganti dengan yang baru. Cara penggantian ini mempunyai keuntungan antara lain, pabrik selalu memiliki peralatan yang baru dan siap pakai.

Istilah-istilah yang umum dalam perawatan:

1. Availability:

Perioda    waktu    dimana    fasilitas/peralatan    dalam    keadaan    siap    untuk dipakai/dioperasikan.

2.   Downtime:   Perioda   waktu   dimana   fasilitas/peralatan   dalam   keadaan   tidak dipakai/dioperasikan.

  3. Check:
Menguji dan membandingkan terhadap standar yang ditunjuk.

4. Facility Register
Alat pencatat data fasilitas/peralatan, istilah lain bisa juga disebut inventarisasi peralatan/fasilitas.

5. Maintenance management:
     Organisasi perawatan dalam suatu kebijakan yang sudah disetujui bersama.

6. Maintenance Schedule:
Suatu daftar menyeluruh  yang  berisi kegiatan perawatan  dan kejadian-kejadian yang menyertainya.
 7. Maintenance planning:
Suatu perencanaan yang menetapkan suatu pekerjaan serta metoda, peralatan, sumber daya manusia dan waktu yang diperlukan untuk dilakukan dimasa yang akan datang.
8. Overhaul:
Pemeriksaan dan perbaikan secara menyeluruh terhadap suatu fasilitas atau bagian dari fasilitas sehingga mencapai standar yang dapat diterima.
9. Test:
Membandingkan keadaan suatu alat/fasilitas terhadap standar yang dapat diterima.
10. User:
Pemakai peralatan/fasilitas.
11. Owner:
        Pemilik peralatan/fasilitas.
12. Vendor:
Seseorang atau perusahaan yang menjual peralatan/perlengkapan, pabrik-pabrik dan bangunan-bangunan.
13. Efisiensi:
14. Trip: Mati sendiri secara otomatis (istilah dalam listrik).
15. Shut-in:
Sengaja dimatikan secara manual (istilah dalam pengeboran minyak).
16. Shut-down:
Mendadak mati sendiri / sengaja dimatikan.


Strategi Perawatan
  Pemilihan program perawatan akan mempengaruhi kelangsungan produktivitas produksi pabrik. Karena itu perlu dipertimbangkan secara cermat mengenai bentuk perawatan  yang  akan digunakan  terutama  berkaitan  dengan  kebutuhan  produksi, waktu, biaya, keterandalan tenaga perawatan dan kondisi peralatan yang dikerjakan.

Dalam menentukan strategi perawatan, banyak ditemui kesulitan-kesulitan diantaranya:

Tenaga kerja yang terampil

Ahli teknik yang berpengalaman

Instrumentasi yang cukup mendukung

Kerja sama yang baik diantara bagian perawatan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi perawatan:

Umur peralatan/mesin produksi

Tingkat kapasitas pemakaian mesin

Kesiapan suku cadang

Kemampuan bagian perawatan untuk bekerja cepat

Situasi pasar, kesiapan dana dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

1.  Garg, HP. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd, 1997.

2.  Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook,    3
rd
edition. Mc. GrawHill Book Company.

3.  Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung.