Senin, 29 Desember 2014

Film "[?]" (tanda tanya)



 "Tanda Tanya"- Masih Pentingkah Kita Berbeda?


Film ini adalah sebuah film yang dirillis pada 7 April 2011 dengan disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan dibintangi oleh Reza Rahadian dan Revalina S. Temat.

Film ini mengangkat sebuah tema pluralisme agama yang sering terjadi antar keyakinan beragama, yang dituangkan dalam sebuah alur cerita yang berkisar pada interaksi dari tiga keluarga, yaitu satu Buddha, satu Islam, dan satu Katolik. Setelah mengalami banyak kesulitan dan kematian beberapa anggota keluarga dalam kekerasan agama, sehingga mereka mampu untuk hidup berdamai antara  satu dengan yang lainnya.

Singkat cerita, film ini mengisahkan konflik keluarga dan pertemanan yang terjadi disebuah area di dekat Pasar Baru, dimana di area itu terdapat Masjid, Gereja dan Klenteng yang letaknya tidak berjauhan, dan para penganutnya memiliki hubungan satu sama lain. Dikisahkan bahwa terdapat tiga keluarga dengan latar belakang yang berbeda. Keluarga Tan Kat Sun memiliki restaurant masakan Cina yang tidak halal. Keluarga Soleh, dengan masalah Soleh sebagai kepala keluarga yang tidak bekerja namin memiliki istri yang cantik dan soleha. Sedangkan, keluarga Rika, merupakan seseorang janda dengan seorang anak yang berhubungan dengan Surya, pemuda yang belum pernah menikah. Hubungan antara keluarga ini dalam kaitannya dengan masalah perbedaan pandangan, status, agama, ras, budaya, dan suku.


Review

Secara singkat kesan yang bisa dipetik dari film [?] ini ingin mengangkat proses pluralisme yang sering terjadi sehari-hari di Indonesia. Hanung harus diakui sebagai seorang sutradara muda yang cukup berani mengemas ide. Sebagai contoh, di awal film kita disuguhkan alur cerita yang terkesan disingkat dengan kehadiran tokoh Rika yang memilih jalan hidupnya untuk murtad sebagai muslimah ketika konflik rumah tangganya terjadi akibat si suami berpoligami. Terdapat dialog ketika Rika menjawab dengan emosi tinggi kepada lawan mainnya, Surya. “Aku cerai dari Mas Panji bukan karena menghianati kesucian pernikahan dan aku pindah agama bukan karena menghianati Tuhan!”. Dialog seperti ini kiranya cukup menarik karena tentunya akan mengundang banyak penafsiran, seakan-akan sebagai sebuah pembenaran dalam suatu sikap pilihan hidup.

Contoh lain misalnya, ketika Rika memulai menjalani hidupnya dengan agama barunya, Katholik. Dalam sebuah kesempatan kebaktian di gereja, Romo Gereja memberikan secarik kertas kepada seluruh jemaatnya untuk menuliskan,  “ Apa arti Tuhan buat dirimu?”. Bisa dibayangkan, seseorang yang baru berpindah agama tentunya belum memiliki konsep ke-Tuhanan seperti yang sesuai dengan agama barunya. Sekali lagi, film ini juga berani menampilkan keberanian ‘apa adanya’ yang mungkin saja benar-benar terjadi. Rika, dalam kertasnya yang dibacakan Romo menjawab, “ Tuhan itu adalah Allah. Ia Ar-Rahman, Maha Pengasih. Ar-Rahiim, Maha Penyayang, Al-Quddus, Maha Suci,….”. Kita dibuat ‘tersenyum’ dengan jawaban ‘kepolosan’ Rika. Bagi kalangan muslim, jawaban itu tentunya sudah cukup dimengerti dan dikenal dengan Asmaul Husna. Disinilah mungkin juga akan terjadi multitafsir dan kontroversi tanggapan dari berbagai kalangan. Dan tentunya sutradara dan penulis skenario bukan berarti tidak memperhitungkan sebelumnya.

Tokoh sentral dalam film ini sesungguhnya adalah Soleh, seorang lelaki pengangguran yang hidup dalam impiannya untuk menjadi seseorang yang berarti, termasuk menjadi pahlawan bagi istri dan kedua anaknya, namun belum mendapatkan jalan yang baik. Soleh akhirnya menjadi anggota banser NU. Pemilihan tokoh sentral yang diceritakan sebagai anggota Banser NU, dan sempet menuai protes dari Banser NU Cabang Kota Surabaya tampaknya bisa dikatakan cukup berlebihan. Dengan alasan, tanpa izin dan mendiskreditkan Banser dengan tokoh yang dangkal pengetahuannya. Jika ditangkap pesan sesungguhnya bukanlah demikian. Tokoh Soleh tersebut tetaplah seorang manusia biasa. Jika ada tokoh Banser terlihat ‘arogan’ dengan mengecam karakter tokoh Soleh kiranya perlu melihat film ini secara utuh. Tidak mengedepankan ‘ego’ yang terkesan memaksa pencitraan dari tokoh seorang Banser. Toh pada akhirnya sang tokoh utama ini diceritakan ‘mati syahid’ ketika berhasil membawa bom dari dalam gereja ketika menjaga sebuah gereja dalam malam perayaan natal. Walau sperti dibuat-buat, cerita ini diambil dari kejadian sebenarnya yang belum lama terjadi. Seoerang Banser gugur ketika  bom meledak dalam sebuah usaha pemboman jemaat gereja di satu daerah.

Dalam konfilik rumah tangga Soleh dengan Menuk (Revalina S. Temat), sebagai tokoh utama dalam film ini, menurut saya kalah menarik atau paling tidak menjadi seimbang dengan peran dari Rika dan Surya. Kehadiran konflik dan harmonisnya pertemanan mereka justru malah menghibur dan juga bisa menyeret perasaan penonton. Ketika Surya, memainkan seorang tokoh idola Santa Claus untuk menghibur anak yang sedang dirawat di rumah sakit, ada adegan yang menggelikan. Ketika Surya diminta bantuannya, ia menjawab “Insya Allah” Padahal saat itu sudah berpakaian sebagai Santa Claus.

Kisah konflik yang dimunculkan lainnya adalah gesekan-gesekan yang terjadi di dalam keluarga Tan Kat Sun (Hengky Sulaeman), istrinya Lim Giok Lie (Edmay) dan putra tunggalnya Ping Hen alias Hendra (Rio Dewanto). Mereka sebagai keluarga pemilik dan pengelola restoran yang menyajikan Chinese Food namun tetap berusaha menjaga kehalalan makanannya dengan memisahkan peralatan masaknya. Konflik intern keluarga terjadi ketika si putra tunggalnya menerapkan peraturan secara paksa tentang peraturan kerja di restorannya. Semua yang telah dirintis oleh papinya dirubah total dengan cara pandang anak muda yang ambisius dalam menjalankan bisnis tanpa memperhatikan tepo seliro bagi karyawan dan masyarkat sekitarnya. Digambarkan bagaimana saat keputusan yang diambil Hendra, membuka restoran dengan melepas tirai-tirai disaat bulan ramadhan berdampak negatif pada masalah sosio kultural. Toleransi beragama yang telah dipupuk dan dipelihara orangtuanya pupus seketika akibat kurang bijaknya Hendra mengelola usaha keluarganya itu. Namun dalam perjalanan yang disingkat itu, akhirnya Hendra banyak mendapatkan hikmah dan hidayah. Dan film ini ditutup dengan masuknya Hendra menjadi seorang muslim dengan mengucap dua kalimah syahadat. Disinipun, banyak pihak yang tentunya merasa kurang nyaman atas pilihan ending skenarionya. Bila dikaitkan dengan awal cerita tentang murtad-nya seorang Rika, kesan yang disodorkan justru sekedar penyeimbang saja. Atau untuk menutupi ‘lubang’ cerita agar tidak terjadi kontroversi yang lebih tajam nantinya.

Terus terang, cerita film ini sebenarnya tidak terlalu berat. Tidak perlu mengernyitkan dahi dalam mengikuti alurnya. Tetapi bisa diprediksi bahwa akan banyak menuai pro dan kontra kiranya tak bisa terhindari. Dari aspek penilaian film lainnya seperti teknik pencahayaan, karakter penokohan, artistik, alur cerita, saya tidak terlalu tertarik mengomentarinya. Singkatnya bisa dikatakan cukup apik dalam visualisasinya. Musikalisasinya juga cukup indah bila dinikmati dengan jalan ceritanya. Sebuah lagu ‘Kesaksian’ dari Kantata Takwa sangat pas ketika dijadikan pengiring adegan drama penyaliban yesus yang diperankan oleh Surya, yang notabene seorang muslim di perayaan Paskah.
Plurisme dan toleransi beragama memang sangat ditonjolkan dalam tema film [?] ini. Jika ada pihak yang menilai bahwa di film ini terdapat pencampuradukkan realita dari banyaknya fakta yang terjadi dalam keseharian, kita pun tidak bisa mendebatnya. Sebab penilaian tentang sebuah karya seni sangat didominasi oleh latar belakang dan kekuatan pemahaman nilai-nilai dari setiap orang, yang pastinya juga sulit diseragamkan. Bukankah perbedaan, baik yang terjadi dalam film [?] dan penilaian ini juga bisa katakan sebuahrahmat? Terlalu jauh rasanya jika sampai menilai dengan menyaksikan film [?] bisa merubah keimanan dan keyakinan seseorang. Sejatinya keimanan dan keyakinan yang hakiki itu adalah dengan menyikapi segala sesuatu secara arif dan bijak, termasuk menyikapi sebuah film. Kejernihan hati akan menjadi cermin bagi jiwa yang bisa ikhlas menerima perbedaan.

Terakhir, menanggapi kalimat yang dicantumkan dalam Poster Film ini, “Masih pentingkah kita berbeda?” Kiranya saya cukup menjawab dengan tegas : Lakum diinukum wa liyadiin.“Untukmulah agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (QS 109: 6)











Selasa, 11 November 2014

INDIVIDU, KELUARGA, DAN MASYARAKAT


  1. 1.     Pertumbuhan Individu / manusia

A. Pengertian pertumbuhana individu / manusia :
      Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimbulkan reflexions.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan invidu

  1. Faktor Natavistik
          Faktor yang dibawa sejak lahir.
  2. Faktor pendiri Emperistik dan Environmentalistik
          Pertumbuhan individu semata-mata tergantung pada lingkungan
    sedang dasar tidak berperan sama sekali.
  3. Faktor pendiri konvengsi dan interaksionisme
    – Konsepsi konvergensi yaitu menganggap pertumbuhan individu itu ditentukan
       oleh dasar ( bakat ) dan lingkungan,
    – Konsepsi Interaksionisme
      Yang berbanding dinamis yang menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat  menentukan individu.
  1. 2.     Fungsi Keluarga


  1. Menjelaskan pengertian keluarga
     Keluarga (bahasa Sanskerta: “kulawarga”; “ras” dan “warga” yang berarti “anggota”) adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.3q1


  1. Fungsi Keluarga   

   Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008) adalah :
a)    Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal  keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
b)    Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi
c)    Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d)    Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e)    Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.



  1. 3.     Individu, Keluarga dan Masyarakat


  1. 1.      Pengertian Keluarga
     Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga “kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu. Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Pengertian Keluarga 
  • Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen Kesehatan RI 1998).
  • Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial, enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan masing-masing anggotanya. (Ki Hajar Dewantara)
  • Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis).
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
  •   Unit terkecil dari masyarakat
  •   Terdiri atas 2 orang atau lebih
  •   Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
  •   Hidup dalam satu rumah tangga1



  1. 2.      Menyebutkan Golongan-golongan Masyarakat

-         Golongan Atas
-         Golongan Menengah
-         Golongan Bawah


  1. 3.     Membedakan Antara Keluarga Masyarakat Industri Dan Non Industri

(1)    Masyarakat Non Industri
     Kita telah tahu secara garis besar bahwa , kelompok nasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).

(a)    Kelompok primer
     Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Di karenakan para anggota kelompok sering berdialog, bertatap muka, sehingga mereka mengenal lebih dekat, lebih akrab dalam kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok menerima serta menjalankan tugas tidak secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawabpara anggota dan berlangsung atas dasar rasasimpati dan secara sukarela. Contoh-contoh kelomp31

(b) Kelompok sekunder
     Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak Iangsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan. Oleh karen yaitu, sifat interaksi, pembagian kerja, pembagian kerja antaranggota kelompok di atur atas dasar pertimbangan-pertimbangan rasional, obyektif. Para anggota menerima pembagian kerja/pembagian tugas atas dasar kemampuan; keahlian tertentu, di samping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah di flot dalam program-program yang telah sama-sama disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya. Berlatar belakang dari pengertian resmi dan tak resmi, maka tumbuh dan berkembang kelompok formal (formal group) atau lebih akrab dengan sebutan kelompok resmi, dan kelompok tidak resmi (informal group). Inti perbedaan yang terjadi adalah : Kelompok tidak resmi (informal group) tidak berstatus resmi dan tidak didukung oleh Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah tangga (ART) seperti yang lazim berlaku pada kelompok resmi. Namun demikian, kelompok tidak resmi juga mempunyai pembagian kerja, peranan-peranan serta hirarki tertentu, norma-norma tertentu sebagai pedoman tingkah laku para anggota beserta konvensi-konvensinya. Tetapi hal ini tidak dirumuskan secara tegas dan tertulis seperti pada kelompok resmi (W.A. Gerungan, 1980 : 91). Contoh : Semua kelompok sosial, perkumpulan-perkumpulan, atau organisasi-organisasi kemasyarakatan yang memiliki anggota kelompok tidak resmi.


(2)    Maysarakat Industri
     Durkheim mempergunakan variasi pembangian kerja sebagai dasar untuk mengklasifikasikan masyarakat, sesuai dengan taraf perkembangannya. Akan tetapi is lebih cenderung mempergunakan dua taraf klasifikasi, yaitu yang sederhana dan yang kompleks. Masyarakat-masyarakat yang berada di tengah kedua eksterm tadi diabaikannya (Soerjono Soekanto, 1982 : 190).
      Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa kapasitas masyarakat semakintinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah men2enal pengkhususan.Otonomi sejenis, juga menjadi ciri daribagian/ kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada batas-batas tertentu.
     Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu,tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik dan ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin kompleks pembagian kerja, semakin banyak timbul kepribadian individu. Sudah barang tentu masyarakat sebagai keseluruhan memerlukan derajat integrasi yang serasi. Akan tetapi hanya akan sampai pada batas tertentu, sesuai dengan bertambahnya individualisme.3q1


  1. 4.     Hubungan Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
1 . Menjelaskan Makna Individu
      Terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena      pengaruh baik dari pengalamaan atau empire luar melalui panca indra yang menimbulkan pengalaman dalam mengenai keadaan batin sendiri yang menimblkan reflexions.
2 . Menjelaskan Makna Keluarga
       Keluarga adalah sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang mengurus keperluan hidupnya sendiri.
3 . Menjelaskan Makna Masyarakat
          Sebagaimana telah banyak diketahui, bahwa masyarakat merupakan kategori yang paling umum untuk menyebut suatu kumpulan manusia yang saling berinteraksi secara kontinyu dalam suatu wilayah atau tempat dengan batas-batas geografik, sosial, atau kultural yang tertentu.
4 .  Menjelaskan Hubungan Antara Individu, Keluarga Dan Masyarakat
      1. Hubungan individu dengan keluarga
         Individu memiliki hubungan yang erat dengan keluarga, yaitu dengan ayah, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak, dan adik. Hubungan ini dapat dilandasi oleh nilai, norma dan aturan yang melekat pada keluarga yang bersangkutan. Dengan adanya hubungan keluarga ini, individu pada akhirnya memiliki hak dan kewajiban yang melekat pada dirinya dalam keluarga.
      2. Hubungan individu dengan masyarakat
       Hubungan individu dengan masyarakat terletak dalam sikap saling menjungjung hak dan kewajiban manusia sebagai individu dan manusia sebagai makhluk sosial. Mana yang menjadi hak individu dan hak masyarakat hendaknya diketahui dengan mendahulukan hak masyarakat daripada hak individu. Gotong royong adalah hak masyarakat, sedangkan rekreasi dengan keluarga, hiburan, shopping adalah hak individu yang semestinya lebih mengutamakan hak masyarakat.
  1. 5.     Urbanisasi
     Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
     Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
     Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
     Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.

A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
  1. Kehidupan kota yang lebih modern
  2. Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
  3. Banyak lapangan pekerjaan di kota
  4. Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
  1. Lahan pertanian semakin sempit
  2. Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
  3. Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
  4. Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
  5. Diusir dari desa asal
  6. Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
  1. Memoderenisasikan warga desa
  2. Menambah pengetahuan warga desa
  3. Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
  4. Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa
D. Akibat urbanisasi
  1. Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
  2. Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
  3. Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
  4. Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal 3q1
E. Kesimpulan

     Hubungan antara individu, keluarga dan masyarakat sangat erat, karena perumbuhan individu sangat dipengaruhi oleh tiga komponen tersebut. Jika terjadi kesalahan pada salah satu komponen tersebut, maka pertumbuhan invidu akan menjadi salah juga dan jika komponen tersebut berdampak positif maka pertumbuhan individu akan menjadi sangat baik.;
                
                                            DAFTAR PUSTAKA

Sabtu, 04 Oktober 2014

Ilmu Sosial Dasar dan Ilmu Pengetahuan Sosial





1.      Pengertian Ilmu Sosial Dasar

Ilmu sosial dasar adalah pengetahuan yang mempelajari masalah-masalah sosial, yang diwujudkan dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep, teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan ilmu-ilmu sosial.

a.      Tujuan Ilmu Sosial Dasar

Sebagai salah satu dari mata kuliah dasar umum. Ilmu Sosial Dasar mempunyai tujuan pembinaan mahasiswa agar :
a .Memahami dan menyadari adanya kenyataan-kenyataan sosial dan maslah-masalah sosial yang ada     di dalam masyarakat.
b. Peka terhadap masalah-masalah sosial dan tanggap untuk ikut serta dalam usaha-usaha                         menanggulanginya.
c. Menyadari setiap masalah sosial yang timbul dala masyarakat selalu bersifat kompleks dan hanya       mendekatinya mempelajarinya secara kritis dan interdisipliner.
d. Memahami jalan pikiran para ahli dalam bidang ilmu pengetahuan lain dan dapat berkomunikasi         dengan mereka dalam rangka penanggulangan masalah sosial yang timbul dalam masyarakat.

           b.      Hakekat dan Fungsi Ilmu Sosial Dasar

Ilmu Sosial Dasar merupakan suatu bahan studi atau program pengerjaan yang khusus dirancang untuk kepentingan pendidikan / pengajaran di Indonesia yang diberikan di Perguruan Tinggi, yang dipergunakan dalam pendekatan dan sekaligus sebagai saran jalan keluar dari permasalahan sosial yang berkembang dalam masyarakat.